Perjuangan Tiada Henti Program Bayi Tabung (IVF) Di Ferina Hospital - Proses OPU (Ovum Pick up) (Bagian 3)

Picture : Dokumen pribadi/ Anita komala sari


Saya kembali lagi ke Ferina Hospital setelah resep Microgyon dan Glucophage habis, untuk lakukan dan usg dan cek darah. Saat itu juga Dokter Aucky katakan ok kita mulai ya prosesnya. Jadilah sore ini per tgl 12 Agustus 2019 saya mendapatkan suntikan stimulasi pembesaran telur yang pertama, di sebelah kanan satu telapak tangan dibawah pusar.

Hari demi hari saya datang ke Ferina Hospital (FH) untuk dapatkan stimulasi suntikan  di bagian perut bawah secara bergantian kanan dan kiri. Seperti jadwal di awal perkiraan setelah empat kali suntikan selanjutnya di USG untuk melihat kondisi ukuran telur dan perkembangannya, lalu suntik lagi tiga kali selama tiga hari kedepan, lalu USG lagi. Begitu terus sampai total saya mendapatkan 9x suntikan stimulasi pembesaran telur setiap harinya. Di pantau dokter usg, dokter suntik dan dokter fertilitas Dokter Aucky. Dan akhirnya sampailah dokter mengatakan "Oh oke, ukuran sudah sip, extradiolnya juga terus bertambah, besok suntik pecah telur ya". 

Yeaayyy,,,, suntik pecah telur juga akhirnya, setelah sekian hari saya ngeremin ini telur ahahhaaa...

Picture : google


Telur yang di informasikan dokter usg, Kanan 12, kiri 11 jadi total saya punya telur 23. 
WOW Amazing.. rekoor bangettt nget ngeettt... !!!!
Alhamdulilah saya mencoba terus menjaga pikiran hati, pikiran dan perasaan supaya gak berfikirian yang aneh-aneh. Allah memberikan hasil terbaik 20 telur... yess!!!


Kunjungi juga channel youtube saya
👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇

Video : Youtube/ Catatan Anita


Benar-benar pengalaman baru untuk saya yang mengalami ini, ada suntik pembesaran telur dan pemecah telur. Kalau dipikir-pikir mirip kaya ayam negri yang di suntik-suntikin dan akan di ambil telurnya untuk di jual ke tengkulak wkwkwkwkwk...

Picture : google


Ya kita para calon ibu, di ferina seperti "ayam petelur" yang di stimulasi suntikan sel telurnya supaya dapat ukuran maksimal lalu di ambil saat OPU (Ovum Pick Up). Pernah sempat ngobrol dengan beberapa pejuang lainnya. masing-masing orang beda-beda menghasilkan telurnya. Ada yang 4, 7, 12, 15. Dan saya, cukup rekor dalam hal ini, saya dapat menghasilkan 23 telur dari hasil suntikan tersebut wkwkwkw...


Baca Juga :


Oh ya total suntikan yang saya dapatkan adalah 9 suntikan, dari tanggal 12 Agustus - 20 Agustus. Lalu tanggal 21 nya malam harinya pukul 19:30 saya dapatkan suntikan pemecah telur.
Ritmenya harus selalu sama dalam proses suntik stimulasi yang saya dapatkan di 9 hari tersebut. Jika pertama kali disuntik itu sore maka hari-hari selanjutnya juga akan sore. Sepertinya kondisi ini mirip minum obat yang jam dan ketepatan waktu harus sama. 

Tanggal 22 pagi saya dan suami ketemua dengan dokter Anestesi, disana kami hanya dijelaskan bahwa keesokan harinya saya akan lakukan OPU. Dokter menjelaskan beberapa hal aturan esok akan OPU dan kami diminta tanda tangan beberapa surat persetujuan prosedur sebelum OPU itu apa saja.

Prosedur OPU (Ovum Pick Up) :

  • Jangan menggunakan MakeUp, jadi polos aja wajahnya
  • Puasa dari hari sebelumnya 11 PM sampai dengan selsainya proses OPU
  • Jangan menggunakan perhiasan (jadi lepaskan semua sebelum operasi ya)
  • Datang pagi, karena kita akan antri dengan pasien OPU lainnya.
  • Yang paling penting juga siapin uang, karena tentunya sebelum operasi OPU kita wajib lakukan pembayaran di kasir, yoi kalau enggak ya OPUnya gak bakal jalan dong heheheee..

Dari keseluruhan biaya IVF ini biaya terbesar memang di OPU. Saya juga kurang mengerti, saya pikir pada awalnya biaya terbesar adalah di ET (Embrio Transfer), ternyata tidak.
Biya OPU di Ferina Hospital adalah 21 Juta plus biaya bius total 2 juta jadi total 23 Juta, dan ini belum termasuk obat yang diresepkan dokter.

Proses OPU sendiri kurang lebih maksimal hanya memakan waktu 20 menit saja, tapi karena saya dan temen-temen kemarin rata-rata minta bius total jadilah memakan waktu sampai kami sadar kembali.

Masuk ruang pra operasi kurang lebih 6:30 - 07:00 dan saya kembali lagi ke kursi tunggu keluarga kurang lebih jam 10:30, jadi lumayan lama ya. Padahal saya yang mengalaminya sepertinya prosesnya sebentar sekali. Selain lama karena antri dengan pasien OPU lainnya saya juga baru bisa keluar ruangan ketika saya benar-benar sudah sadar kembali.

Picture : Dokumen pribadi/ Anita komala sari


Oh ya, gambaran sedikit saya dan 3 orang lainnya yang akan OPU. Sebelum masuk ruang operasi, kami disuruh berbaring di tempat tidur di impus, lalu di suruh pipis. Setelah itu kami menunggu giliran untuk masuk ke ruang operasi atau ruangan tindakan yang sebenarnya.

Saat giliran saya, ruangan itu sepertinya menakutkan, tapi saya menguatkan hati terus berdoa semoga para dokter ahli ini tindakannya dimudahkan oleh Allah SWT, di lancarkan prosesnya. dan saya diberikan keikhlasan atas proses ini, agar semuanya terasa mudah dijalani. 


Baca Juga :


Gak nyangka ternyata posisi saya duduk di kursi operasi itu mirip sekali dengan lukisan di belakang perawat lantai 2. Dimana lukisan itu menggambarkan situasi dan kondisi ruang operasi. Pasien yang kedua tangannya harus terbuka lebar, kanannya di impus dan di bius obat lalu tangan kirinya di iket kuat (ya allah seperti pasien rumah sakit jiwa aja, sampe di iket sperti itu hehehee..). Lalu kedua kakinya ngangkang seperti orang yang akan melahirkan. Ketika semua sudah ready, saya benar-benar langsung kena obat bius tersebut, dan plek langsung pingsan. Gak ngerti... apa yang terjadi, saat saya bangun, kok sudah di ranjang ruang pra operasi lagi. Dalam hati "ini udah belum ya operasi OPUnya, hehehee.."


Picture : unsplash.com


Saat sadar saya seperti bangun tidur tapi lebih berat untuk bangun dan melek, gak seperti bangun tidur biasanya. Setelah beberapa saat sadar suster memberikan minuman ke saya, lalu saya di ajak lagi untuk pipis dan siap-siap meninggalkan ruang tindakan. Diluar di ruang tunggu masih setia suami dan ibu mertua menunggu kehadiran saya yang telah sadar betul dan selanjutnya kembali pulang ke kamar graha 100.

Pulang dari OPU, saya diberikan oleh-oleh resep obat crynone untuk keeseokan malanmnya digunakan dan diberikan jadwalkan lusa ketemu dokter usg untuk di usg perutnya. Beberap orang tidak perlu di usg lagi, karena tida di curigai OHSS. Tapi karena telur saya banyak dan juga ditakutkan ada banyak cairan karena stimulasi telur itu di rahim. Maka harus ada pengecekan lebih lanjut, sebelum penanaman benih (ET - Embrio Transfer).


Baca Juga :



Kunjungi juga channel youtube saya
👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇

Video : Youtube/ Catatan Anita



Post a Comment